Kamis, 08 November 2012

Tugas Makalah - II


   BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pekerja adalah aset utama perusahaan tinggi rendahnya output yang dihasilkan baik berupa barang ataupun jasa semuanya tergantung dari produktivitas pekerjanya apakah produktivitasnya tinggi ataukah produktivitasnya rendah sedangkan baik buruknya produk yang dihasilkan tergantung dari pada kualitas pekerja di suatu perusahaan tersebut sehingga untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi dan produk yang berkualitas maka kesehatan pekerja sangat penting untuk diperhatikan. Oleh karna itu masalah gizi yang tidak seimbang pada pekerja seperti Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Anemia Gizi Besi. Mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah
Khusus untuk masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal dengan gizi kurang atau yang sering ditemukan secara mendadak adalah gizi buruk terutama pada anak balita, masih merupakan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi oleh pemerintah, walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada dasarnya sangat sederhana yaitu kurangnya intake (konsumsi)  makanan  terhadap kebutuhan makan seseorang, namun tidak demikian  oleh pemerintah  dan masyarakat karena masalah gizi buruk adalah masalah ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga, tetapi anehnya didaearah-daearah yang telah swasembada pangan bahkan telah terdistribusi  merata sampai ketingkat rumah tangga (misalnya program raskin), masih sering ditemukan kasus gizi buruk, padahal sebelum gizi buruk ini terjadi, telah melewati beberapa tahapan yang dimulai dari penurunan berat badan dari berat badan ideal  seorang anak sampai akhirnya terlihat anak tersebut sangat buruk (gizi buruk).




1.2, Rumusan masalah
1.      Pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan Kekurangan Energi Protein (KEP) pada pekerja
2.      Pembahasan mengenai Kekurangan Vitamin A (KVA) pada pekerja
3.      Pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan Kekurangan Yodium (GAKY) pada pekerja
4.      Pengertian mengenai ANGI (Anemia gizi) penyebab dan pencegahannya
1.3, Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui definisi dari Kekurangan Energi Protein (KEP)
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kekurangan Vitamin A (KVA) pada pekerja
3.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kekurangan Yodium (GAKY) pada pekerja
4.       Untuk mengetahui penyertian dari ANGI,apa penyebabnya, dan bagaimana cara penularannya








BAB II
LANDASAN TEORI
Pekerja adalah aset utama perusahaan tinggi rendahnya output yang dihasilkan baik berupa barang ataupun jasa semuanya tergantung dari produktivitas pekerjanya apakah produktivitasnya tinggi ataukah produktivitasnya rendah sedangkan baik buruknya produk yang dihasilkan tergantung dari pada kualitas pekerja di suatu perusahaan tersebut sehingga untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi dan produk yang berkualitas maka kesehatan pekerja sangat penting untuk diperhatikan.
Kesehatan pekerja berdampak pada produktivitas kerja maka dari itu perusahaan harus memelihara kesehatan pekerja dari beberapa kasus kesehatan seperti berikut :
1. Kekurangan Energi Protein (KEP) pada Pekerja
2. Kekurangan Vitamin A (KVA) pada pekerja
3. Kekurangan Yodium (GAKY) pada pekerja
Setiap perusahaan tentunya menginginkan pekerjanya selalu senantiasa dalam keadaan sehat dan hal-hal diatas perlu dicegah sehingga nantinya tidak mengganggu stabilitas perusahaan dikarenakan produktivitas perkerja yang menurun.
Masalah kesehatan pekerja adalah tanggung jawab dari perusahaan yang telah diatur dalam undang-undang Departemen Tenaga Kerja No.01/MEN/1970 tentang upaya pemeliharaan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Sedangkan modal utama pelaksanaan pemeliharaan kesehatan pekerja diperusahaan adalah komitmen dari pengusaha untuk melaksanakan peraturan ditetapkan.
Upaya-upaya pemeliharaan kesehatan pekerja terus dilaksanakan oleh perusahaan guna menjaga pekerja agar selalu dalam kondisi yang sehat dan maksimal sehingga tidak akan mengganggu produktivitas kerja yang akhirnya berdampak pada perkembangan perusahaan.


BAB III
PEMBAHASAN
I. Kekurangan Energi Protein (KEP) pada pekerja
KEP merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. KEP disebabkan karena defisiensi macro nutrient (zat gizi makro). Meskipun sekarang ini terjadi pergeseran masalah gizi dari defisiensi macro nutrient kepada defisiensi micro nutrient, namun beberapa daerah di Indonesia prevalensi KEP masih tinggi (> 30%) sehingga memerlukan penanganan intensif dalam upaya penurunan prevalensi KEP.
Penyakit akibat KEP ini dikenal dengan Kwashiorkor, Marasmus, dan Marasmic Kwashiorkor. Kwashiorkor disebabkan karena kurang protein. Marasmus disebabkan karena kurang energi dan Manismic Kwashiorkor disebabkan karena kurang energi dan protein. Gejalanya hepatomegali (hati membesar). Tanda-tanda yang mengalami Kwashiorkor adalah badan gemuk berisi cairan, depigmentasi kulit, rambut jagung dan muka bulan (moon face). Tanda-tanda yang mengalami Marasmus adalah badan kurus kering, rambut rontok dan flek hitam pada kulit.
Adapun yang menjadi penyebab langsung terjadinya KEP adalah konsumsi yang kurang dalam jangka waktu yang lama. KEP timbul pada anggota keluarga rumahtangga miskin olek karena kelaparan akibat gagal panen atau hilangnya mata pencaharian. Bentuk berat dari KEP di beberapa daerah di Jawa pernah dikenal sebagai penyakit busung lapar atau HO (Honger Oedeem).
Di Indonesia masalah kekurangan pangan dan kelaparan merupakan salah satu masalah pokok yang dihadapi terutama pada daerah dengan tingkat ekonomi rendah
I.1 Analisis terhadap prevalensi KEP pada pekerja di perusahaan
Pada tingkat makro, besar dan luasnya masalah KEP sangat erat kaitannya dengan keadaan ekonomi secara keseluruhan. Anggota rumahtangga dari kelompok rawan ekonomi yang memberikan gambaran ketersediaan pangan dan rentang biologis beresiko KEP. Pada tingkat mikro (rumahtangga/individu), tingkat kesehatan, penyakit infeksi, yang juga menggambarkan situasi lingkungan merupakan faktor penentu KEP.
Beberapa faktor penting yang diduga menjadi penyebab timnulnya KEP pada pekerja disuatu perusahaan :
1. Tingkat upah kerja,
Pendapatan rumah tangga merupakan salah satu faktor yang menentukan konsumsi makan pekerja dan keluarga. Sudah tentu pekerja dengan penghasilan rendah akan berpotensi lebih besar terkena KEP dari pada pekerja dengan penghasilan tinggi karena penghasilan mempengaruhi kualitas pangan yang di beli.
2. Penyediaan makanan oleh perusahaan
Penyediaan makanan bagi pekerja juga merupakan faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya kasus KEP didalam suatu perusahaan. Perusahaan harus memperhatikan kandungan protein dalam makanan yang disediakan
3. Pelayanan dari pemerintah
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh ada tidaknya pelayanan kesehatan, air bersih, sanitasi, dan pelayanan sosial lainnya. Memadai atau tidaknya pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin tergantung pada anggaran pemerintah yang disediakan untuk pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial lainnya. Dalam keadaan ekonomi sulit, pemerintah cenderung mengadakan penghematan yang tidak jarang mempengaruhi penyediaan anggaran untuk bidang sosial.
4. Harga pangan
Disamping itu konsumsi makan keluarga juga dipengaruhi oleh harga pangan dan harga bukan pangan. Rumahtangga berpendapatan rendah 60-80% dari pendapatannya dibelanjakan untuk makan. Harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan riil rumahtangga, sedangkan pendapatan riil rumahtangga disamping ditentukan oleh tingkat harga juga oleh jumlah pendapatan nominal, sementara tingkat barga ditentukan, oleh tingkat inflasi dan harga relatif antar berbagai barang dan jasa


I.2 Analisis Dampak KEP
Manifestasi KEP tercermin dalam bentuk fisik tubuh yang apabila diukur secara Anthropometri (TB/U, BB/U, BB/TB) kurang dari nilai baku yang dianjurkan. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa KEP merupakan salah satu bentuk kurang gizi yang mempunyai dampak bagi produktifitas pekerja, dampak KEP antara lain :
1. Menurunkan mutu fisik dan intelektual
Sebagai dampak dari kekurangan energi protein menyebabkan mutu fisik dan intelektual sehingga seorang pekerja yang mengalami KEP tidak akan maksimal dalam melakukan pekerjaannya karena kondisi fisik dan intelektualnya tidak dalam kondisi yang baik dan akan dapat menurunkan produktivitas kerjanya.
2. Serta menurunkan daya tahan tubuh
Pada perkerja yang mengalami KEP daya tahannya akan turun sehingga akan rentan pada penyakit-penyakit yang ada dilingkungan kerja. Sehingga tidak membutuhkan paparan yang melebihi nilai ambang batas untuk membuat pekerja menjadi sakit jika pekerja tersebut terkena KEP. Dan tentunya ini sangat merugikan bagi perusahaan.
3. Meningkatnya resiko kesakitan dan kematian
Dampak yang satu ini merupakan juga akibat berkelanjutan dari turunya daya tahan tubuh pekerja sehingga akan sengat merugikan bagi perusahaan.
I.3 Pengendalian KEP pada pekerja di perusahaan
Pada dasarnya peningkatan ekonomi merupakan hal dasar daripada penanggulangan dari pada KEP ini karena tingkat ekonomi yang rendah merupakan faktor yang tidak dapat dihiraukan. Beberapa program yang mungkin dilaksanakan untuk menanggulangi KEP pada pekerja di perusahaan antara lain :


a. Peningkatan tunjangan oleh perusahaan
Dengan meningkatkan penghasilan dan tunjangan di perusahaan akan meingkatkan taraf ekonomi pekerja sehingga kejadian KEP akan menurun pada pekerja dan akan menyebabkam peningkatan produktivitas
b. Penyediaan Makanan sehat oleh perusahaan
Tidak hanya menyediakan kantin atau tempat makan di perusahaan tapi juga menyediakan katering untuk makan karyawan yang sesuai dengan kriteria makanan sehat kaya protein sehingga kasus KEP di perusahaan diharapkan dapat menurun.
c. Menyediakan sarana dan prasarana Kesehatan di perusahaan
Selain usaha preventif seperti diatas usaha rehabilitatif juga perlu dilakukan dengan menyediakan poliklinik atau rumah sakit diperusahaan juga merupakan usaha yang perlu dilakukan untuk menurunkan angka kejadian KEP di perusahaan.
d. Monitoring pada pekerja
Pengawasan secara continues sangat diperlukan untuk untuk mengendalikan kejadian KEP. Pengawasan seperti ini dapat dilakukan oleh ahli K3 di perusahaan.


II Kekurangan Vitamin A (KVA) pada pekerja
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak tapi tidak di dalam air, Viatamin A diproduksi oleh 2 senyawa yang oleh tubuh di ubah menjadi vitamin. Vitamin A yang berasal dari hewani (provitamin A) tersedia dalam bentuk retinol. Sedangkan yang berasal dari nabati tersedia dalam bentuk β-karoten.
β-karoten yang kita konsumsi pada usus halus diubah menjadi vitamin A. Retinol lebih efisien dalam memproduksi vitamin A dibandingkan dengan β-karoten. Para ahli menyarankan vitamin A diberikan dalam bentuk retinol pada ekivalen, yaitu pada pria sebesar 1000 mikrogram RE perhari dan pada wanita 800 mikrogram RE perhari.
Fungsi vitamin A dalam tubuh. Vitamin A adalah zat besi mikro yang berfungsi untuk :
a. Meningkatkan daya tahan tubuh
b. Memelihara kesehatan mata, memelihara sel kornea dan epitel
c. Membantu pertumbuhan, reproduksi gizi dan tulang
d. Membantu dalam pembentukan dan pengaturan hormon
e. Membantu melindungi tubuh dari sel-sel kanker.
Vitamin A berperan sebagai hormon yang mempengaruhi diferensiasi (pembagian fungsi) sel dalam proses pematangan sel sehingga mampu mencegah pematangan sel.
II.1 Analisis penyebab kekurangan Vitamin A di perusahaan
Kurangnya mengkonsumsi Makanan kaya retinol dan β-karoten merupakan penyebab primer dari pada KVA pada pekerja ini dapat diakibatkan karena :
1. Penyediaan makanan oleh perusahaan kurang nilai gizi
Penyediaan makanan yang tidak memperhatikan nilai gizi sehingga tidak memperhatikan kandungan vitamin A dalam makanan yang disediakan perusahaan.
2. Pendapatan yang rendah
Pendapatan yang rendah menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya daya beli terhadap pangan sehingga nilai-nilai sangat tidak diperhatikan.
Adapula penyebab sekunder dari kasus KVA pada pekerja yaitu adanya kegagalan penyerapan lemak di usus. Gangguan yang demikian dapat terjadi pada penderita gangguan pankreas, defesiensi selenium, serta seseorang yang melakukan diet rendah lemak.

II.2 Analisis dampak kekurangan Vitamin A pada pekerja
Akibat kekurangan viatamin A biasanya disertai dengan kekurangan protein dan mineral seng yang dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius. Gejala kekurangan vitmain A adalah terjadinya kebutaan dimalam hari bila hal ini dibiarkan akan menyebabkan menurunnya kualitas pengelihatan yang akhirnya dapat menimbulkan kebutaan.
Akibat dari kekurangan vitamin A :
1. Terhambatnya pertumbuhan tulang yang terhambat dan dapat menyebabkan perubahan bentuk tulang. Pada pekerja yang masih muda tentunya akan sangat mengganggu pertumbuhannya.
2. Dapat mengakibatkan kerusakan pada gigi dan terhentinya pertumbuhan sel-sel pembentuk gigi.
3. Mempengaruhi sistem tulang dan syaraf sehingga dapat mengakibatkan kelumpuhan.
4. Anemia adalah salah satu akibat dari kekurangan vitamin A. Tentunya akan sangat merugikan bagi perusahaan jika pekerjanya tidak dalam keadaan maksimal dalam melakukan pekerjaannya
II.3 Pengendalian KVA pada pekerja
Adanya komitmen dari perusahaan dalam menjaga kesehatan pekerja merupakan modal utama terjaminnya kesehatan para pekerja tersebut termasuk dengan pengendalian kasus KVA pada pekerja. Program yang perlu dilaksanakan untuk mencegah KVA adalah :
1. Penyelenggaraan makanan sehat oleh perusahaan
Salah satu sumber vitamin A yang besar adalah retinol yang berasal dari hewani penyediaan makanan yang syarat sunber vitamin A hewani adalah upaya yang bagus untuk mencegah KVA pada pekerja.

2. Penyediaan Suplemen vitamin A
Untuk mencukupi kebutuhan akan vitamin A pekerja tidak hanya melalui penyediaan asupan makanan kaya retinol tetapi juga dapat melalui suplemen vitamin A yang akan dapat mencukupi kebutuhan vitamin A.
3. Penyediaan layanan kesehatan
Upaya rehabilitatif juga diperlukan dalam upaya pengendalian KVA di tempat kerja karena merupakan hak pekerja dalam mendapatkan perlindungan kesehatan

III. Kekurangan Yodium (GAKY) pada Pekerja
Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan yodium. Penyakit ini sangat sedikit diketahui oleh masyarakat dan mungkin masih merupakan problem yang ditelantarkan. Pada prinsipnya kekurangan yodium tergantung dari jumlah yodium yang terdapat dalam makanannya
Kebutuhan yodium pada pekerja adalah :
1. 150 mikrogram untuk dewasa (diatas usia 12 tahun)
2. 200 mikrogram untuk ibu hamil dan menyusui
Pada ibu hamil dam menyusui menbutuhkan yodium yang lebih tinggi dari pekerja normal sehingga pekerja yang hamil dan meyusui akan lebih berpotensi terkena GAKY.
III.1 Analisis penyebab GAKY pada pekerja
Banyak hal yang menyebabkan seorang pekerja terkena GAKY antara lain :
a. Jenis makanan yang dikonsumsi
Pemberian makanan oleh perusahaan terkadang tidak memperhatikan kandungan yodium yang terdapat pada makanan tersebut sehingga pekerja akan rawan terkena GAKY.
b. Kondisi Fisik
Pekerja hamil dan menyusui membutuhkan asupan gizi yang lebih banyak sehingga perlunya asupan yodium lebih yang harus disediakan oleh perusahaan.
c. Kondisi lingkungan
Pada pekerja yang bekerja di area pegunungan terutama pekerja tambang ini lebih rentan terhadap GAKY karena kandungan yodium yang terdapat pada air dan garam yang berada di daerah tersebut sangatlah rendah
III. 2 Analisis dampak GAKY pada pekerja
Pada orang dewasa terutama pekerja, dapat terjadi gondok dengan segala komplikasinya, yang sering terjadi adalah hipotiroidisme, bodoh, dan hipertiroidisme. Karena adanya benjolan/modul pada kelenjar tiroid yang berfungsi autonom. Disamping efek tersebut, peningkatan ambilan kelenjar tiroid yang disebabkan oleh kekurangan yodium meningkatkan risiko terjadinya kanker kelenjar tiroid bila terkena radiasi.
III.3 Pengendalian GAKY diperusahaan
Pemecahan masalah sebenarnya sangat sederhana antara lain ,:
1. berikan satu sendok yodium pada setiap orang yang membutuhkan, dan terus menerus. Karena yodium tidak dapat disimpan oleh tubuh dalam waktu lama, dan hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit sehingga harus berlangsung terus menerus.
2. Pada daerah kekurangan yodium endemik akibat tanah dan hasil panen serta rumput untuk makanan ternak tidak cukup kandungan yodiumnya untuk dikonsumsi oleh pekerja setempat, maka suplementasi dan fortifikasi yodium yang diberikan terus menerus sangat tinggi angka keberhasilannya
3. Penyuluhan kesehatan secara berkala pada pekerja perlu dilakukan, demikian juga perlu diberikan penjelasan pada pembuat keputusan, dan tentunya juga diberikan tambahan pengetahuan dari tenaga kesehatan dari perusahaan setempat.
4. Pelayanan kesehatan juga diperlukan sebagai upaya rehabilitatif pada pekerja yang terkena GAKY sehingga pekerja mendapat perlindungan kesehatan.

IV. Anemia gizi besi (ANGI) pada pekerja
Anemia Karena Kekurangan Zat Besi adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein pengangkut oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Beberapa zat gizi diperlukan dalam pembentukan sel darah merah. Yang paling penting adalah zat besi, vitamin B12 dan asam folat; tetapi tubuh juga memerlukan sejumlah kecil vitamin C, riboflavin dan tembaga serta keseimbangan hormon, terutama eritropoietin (hormon yang merangsang pembentukan sel darah merah).
Tanpa zat gizi dan hormon tersebut, pembentukan sel darah merah akan berjalan lambat dan tidak mencukupi, dan selnya bisa memiliki kelainan bentuk dan tidak mampu mengangkut oksigen sebagaimana mestinya. Penyakit kronik juga bisa menyebabkan berkurangnya pembentukan sel darah merah.
Asupan normal zat besi biasanya tidak dapat menggantikan kehilangan zat besi karena perdarahan kronik dan tubuh hanya memiliki sejumlah kecil cadangan zat besi. Sebagai akibatnya, kehilangan zat besi harus digantikan dengan tambahan zat besi.
Makanan rata-rata mengandung sekitar 6 mgram zat besi setiap 1.000 kalori, sehingga rata-rata orang mengkonsumsi zat besi sekitar 10-12 mgram/hari.
Sumber yang paling baik adalah daging. Serat sayuran, fosfat, kulit padi (bekatul) dan antasid mengurangi penyerapan zat besi dengan cara mengikatnya. Vitamin C merupakan satu-satunya unsur makanan yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi. Tubuh menyerap sekitar 1-2 mgram zat besi dari makanan setiap harinya, yang secara kasar sama degnan jumlah zat besi yang dibuang dari tubuh setiap harinya
IV.1 Analisis penyebab Anemia pada pekerja
Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara bertahap, melalui beberapa stadium. Gejalanya baru timbul pada stadium lanjut.
·      Stadium 1.
Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yang menampung zat besi) dalam darah berkurang secara progresif.
·      Stadium 2.
Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk pembentukan se darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.
·      Stadium 3.
Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglobin dan hematokrit menurun.
·      Stadium 4.
Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.

·      Stadium 5.
Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin memburuk.
Ø Sedangkan penyebabnya antara lain :
Tubuh mendaur ulang zat besi, yaitu ketika sel darah merah mati, zat besi di dalamnya dikembalikan ke sumsum tulang untuk digunakan kembali oleh sel darah merah yang baru. Tubuh kehilangan sejumlah besar zat besi hanya ketika sel darah merah hilang karena perdarahan dan menyebabkan kekurangan zat besi.
Diperusahaan banyak hal yang menyebabkan terjadinya kasus anemia
1. Jenis Makanan yang disediakan perusahaan kurang zat besi
Makanan yang kurang zat besi merupakan salah satu penyebab terbanyak dari anemia.
 2. Pendarahan pada pekerja
Satu-satunya penyebab kekurangan zat besi pada dewasa adalah perdarahan. Dapat terjadi akibat luka yang disebabkan kecelakaan diperusahaan juga karena penyakit-penyakit lain yang dapat menyebabkan pendarahan.
3. Pasca menopause pada pria dan wanita
Kekurangan zat besi biasanya menunjukkan adanya perdarahan pada saluran pencernaan.
4. Wanita pre-menopause
kekurangn zat besi bisa disebabkan oleh perdarahan menstruasi bulanan. Sehinggga pada umumnya kasus anemia yang terdapat diperusahaan penderitanya adalah wanita
IV.3 Pengendalian Anemia di perusahaan
Beberapa pengendalian yang harus diterapkan diperusahaan untuk mengurangi kejadian anemia diperusahaan antara lain :
a. Peningkatan mutu pangan yang disediakan perusahaan
Lebih banyak mengkonsumsi daging, hati dan kuning telur; juga tepung, roti dan gandum yang telah diperkaya dengan zat besi pada pekerja sehingga meminimalkan kejadian anemia di perisahaan.
b. Mengendalikan perdarahan menstruasi yang sangat banyak pada pekerja yang mengalami menstruasi. Dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat sesuai dengan resep dokter
c. Menyediakan suplemen zat besi
Bagi pekerja wanita suplemen ini sangat di butuhkan apalagi pada pekerja yang mengalami menstruasi yang sangat rentan terhadap penyakit anemia.
d. Pelayanan kesehatan
Layanan kesehatan bagi pekerja terutama wanita yang sangat beresiko terhadap kejadian anemia ini sangat perlukan untuk mengendalikan kejadian anemia diperusahaan.
e. Monitoring pekerja rentan terhadap Anemia
Monitoring ini bisa ditugaskan kepada dokter perusahaan beserta tenaga medis yang berkompetensi di bidangnya sehingga kejadian anemia di perusahaan dapat dikendalikan

1 komentar: